html/javascipt

Flag Counter

Sunday, 30 December 2012

ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH


HARGA DIRI RENDAH

A.    MASALAH UTAMA

Harga diri rendah.

B.     PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.

C.    PROSES TERJADINYA MASALAH

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun dipelajari.

RENTANG RESPON KONSEP DIRI


Respon adaptif                                                                        Respon maladaptif



Aktualisasi   Konsep diri                     Harga diri      Kerancuan        Depersonalisasi
     Diri          positif                 rendah             identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
            Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1.      Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian yang megancam.
2.      Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :
a.              Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b.          Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c.           Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.




Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1.      Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba‑tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2.      Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

D.    POHON MASALAH




Resiko isolasi sosial: menarik diri   
 

                                                                                                         



Text Box: Gangguan konsep diri : Harga diri rendah                            
                                                                  
                                                            Core problem


                                                            

Berduka disfungsional
 
                                                                                                 
                                                                                                        

                                                                     

E.     MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1.       Masalah keperawatan:
a.       Resiko isolasi sosial: menarik diri.
b.      Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c.       Berduka disfungsional.
2.      Data yang perlu dikaji:
a.      Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b.      Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

F.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Resiko isolasi sosial: menarik diri   berhubungan dengan harga diri rendah.
2.      Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.

G.    RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a.       Tujuan umum: sesuai masalah (problem).

b.      Tujuan khusus:
1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya
    ‑ Salam terapeutik
    ‑ Perkenalan diri
    ‑ Jelaskan tujuan inteniksi
    ‑ Ciptakan lingkungan yang tenang
    ‑ Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
1.2.Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
1.3.Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
1.4.Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.

2.      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan:
2.1.Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2.Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis.
2.3.Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3.      Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan:
3.1.Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
3.2.Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah.

4.      Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Tindakan :
4.1.Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
4.2.Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3.Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

5.      Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
5.1.Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.2.Beri pujian atas keberhasilan
5.3.Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.


6.      Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan:
6.1.Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
6.2.Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
6.3.Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
6.4.Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
























DAFTAR PUSTAKA

@   Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.
@   Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.
@   Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
@   Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
@   Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
@   Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC 

Wednesday, 19 December 2012

HEART FAILURE


HEART FAILURE (HEART FAILURE)

A. Understanding.
A failure of the heart to pump blood to meet the body's needs (Purnawan Junadi, 1982).
Congestive heart failure is a failure of pumping (in which the cardiac output is not sufficient for metabolic body), this may occur as a result of the end of heart problems, blood vessel or the capacity of the oxygen carried in the blood that cause the heart can not meet the need of oxygen to the organ erbagai (Ni Luh Gede Yasmin, 1993).

B. Incident
Heart failure can be experienced by every person of every age. For example, neonates with congenital heart disease or adults with heart disease and atherosclerosis, middle age and older often heart failure (Ni Luh Gede Yasmin, 1993) ..

C. Pathophysiology
Normal heart to respond to increased metabolic needs using a variety of compensatory mechanisms to maintain cardiac output. These may include: the sympathetic nervous system responses to baro receptors or chemoreceptors, tightening and widening of the heart muscle to match your volume increases, vasokonstyrinksi renal artery and activation of renin-angiotensin system and the response to serum-serum sodium and fluid reabsorption regulation of ADH.
Failure of compensatory mechanisms brought forward by the volume of blood in circulation pumped to oppose increase in vascular resisitensi by tightening the heart. Memperpendeka time heart rate and coronary artery ventricular filling, decreased cardiac output lead to a decrease in myocardial oxygenation.
Increased pressure due to dilation of blood vessel walls causing an increase tunutan oxygen and cardiac enlargement (hypertrophy), especially in ischemic heart or damage, which led to the failure of the pumping mechanism

Kegaglan heart failure can be expressed as the left or right side of the heart. Failure on one side of the heart may lead to a failure on the other side and the clinical manifestations are often reveals total pumping failure. Clinical manifestations of right heart failure are: edema, venous distention, ascites, weight loss, nocturia, anorexia, increased right atrial pressure, peripheral venous pressure.
Clinical manifestations of left-sided heart failure are: dyspnea on effort, orthopnea, cyanosis, batuuk, bloody sputum, weakness, increased pulmonary capillary pressure, increased left atrial pressure.
D. Mechanisms of hypertension increases the risk of
When most diastolic pressure readings remain at or above 90 mmHg after 6-12 months without drug therapy, that person is considered hypertension and additional risk for coronary heart disease.
Simply put in say an increase in blood pressure and arteriosclerosis thus accelerating atherosclerosis and occlusive vascular rupture occurred about 20 years earlier than those with normotensive. Most of the mechanisms involved in the increase in blood pressure mengkibatkan structural changes in the blood vessels, but the pressure in some way involved. Consequently, the higher the blood pressure, the greater the amount of vascular damage.

E. Nursing Care In Clients With Heart Failure
1. Assessment
a. Activity and rest
Weakness, fatigue, inability to sleep (maybe in getting Tachycardia and dyspnea at rest or on exertion).

b. Circulation
Have a history of IMA, coronary heart disease, CHF, high blood pressure, diabetes mellitus.
Blood pressure may be normal or elevated, the pulse may be normal or delayed capilary refill time, dysrhythmias.
Heart sound, extra heart sounds S3 or S4 may reflect the occurrence of heart failure / ventricular lose kontraktilitasnya.
Murmur if there is a result of muscular insufisensi valve papillary or non-functioning.
Heart rate may increase or decrease repetition (or bradi tachy cardia).
Or irregular heart rhythms may also normal.
Edema: jugular venous distension, edema anasarka, crackles may also arise with heart failure.
Skin color may pale in both lips and nails.
c. Elimination
Bowel sounds may be increased or even normal.
d. Nutrition
Nausea, loss of appetite, decreased skin turgor, sweating, vomiting and weight change.
e. Personal hygiene
Dyspnea or chest pain or chest palpitations when doing activities.
f. Neoru sensory
Severe headache, Changes mentation.
g. Comfort
Onset of chest pain suddenly unrelieved by rest or nitroglycerin.
Location chest pain front substerbnal may spread to the arms, jaw and face.
Characteristics of the pain can be said as the severe pain that ever experienced. As a result of the pain may be in getting a grinning face, body pustur changes, crying, decreased eye contact, changes in heart rhythm, ECG, blood pressure, respiration and skin color and level of consciousness.
h. Respiration
Dyspnea with or without activity, productive cough, smokers with a history of chronic respiratory disease. On examination may get an increase in respiration, pallor or cyanosis, breath sounds or wheezes crakcles or vesicular well. Sputum clear or too pink / pink tinged.
i. Social Interaction
Stress, difficulties in adapting to stressors, uncontrolled emotions.
j. Knowledge
History in the family is suffering from heart disease, diabetes, stroke, hypertension, smokers.
k. Diagnostic studies
ECG showed: a ST elevation is a sign dri ischemia, T wave inversion or loss which is a sign of injury, and Q waves reflect necrosis.
Enzymes and isoenzym at heart: CPK-MB increased in 4-12 hours, and reached a peak at 24 hours. Increased AST within 6-12 hours and peaks at 36 hours.
Electrolytes: imbalance that allows the reduction in cardiac conduction, and cardiac contractility as hypo or hyperkalemia.
Whole blood cell: leukocytosis may occur on the next day after the attack.
Blood gas analysis: Indicates the occurrence of hypoxia or chronic lung disease or acute.
Cholesterol or trigliseid: may have increased resulting in arteriosclerosis.
Chest X-ray: may be normal or there cardiomegali, CHF, or ventricular aneurysm.
Echocardiogram: Probably should be done in order to describe the function or capacity of each chamber of the heart.
Exercise stress test: Demonstrate the ability of the heart to adapt to the stress / activity.

2. Nursing diagnosis and plan of action
a. Impaired sense of comfort pain associated with tissue ischemia heart
Purpose:
After nursing actions in the hope that the client is able to show a decrease in chest pain, showed a drop in pressure and how to relax.
Plan:
1. Monitor and assess the characteristics and location of pain.
2. Monitor vital signs (blood pressure, pulse, respiration, consciousness).
3. Instruct the patient to immediately report instances of chest pain.
4. Create an atmosphere of calm and comfortable environment.
5. Teach and encourage the patient to do relaxation techniques.
6. Collaboration in:
- Provision of oxygen.
- Medications (beta blockers, anti-angina, analgesics)
7. Measure vital signs before and after treatment with narkosa.
b. Activity intolerance related to imbalance between oxygen supply and demand, and the presence of necrotic tissue in myocardial ischemia.
Objective: after doing action menunnjukan client care increased ability to perform activities (blood pressure, pulse, rhythm within normal limits) the absence of angina.
Plan:
1. Record the heart rhythm, blood pressure and pulse before, during and after activity.
2. Instruct the patient to have more rest first.
3. Instruct patients not to "ngeden" during defecation.
4. Explain to patients about the stages of activities that may be performed by the patient.
5. Patients show signs of activity fisiki that exceed the limit.

c. The risk of a decline in cardiac output associated with changes in the rate, rhythm, cardiac conduction, the decrease preload or increased SVR, miocardial infarction.
Goal: no decline in cardiac output during nursing actions undertaken.
Plan:
1. Perform blood pressure measurements (compare arms standing, sitting and lying down if possible).
2. Assess the quality of the pulse.
3. Note the development of the S3 and S4.
4. Auscultation breath sounds.
5. Stay with the patient at the time of the activity.
6. Serve food that is easy to digest and reduce the consumption of kafeine.
7. Collaboration in: examination of serial ECG, thorax photo, provision of medicines anti dysrhythmias.

d. The risk of decreased tissue perfusion associated with decreased blood pressure, hypovolemia.
Purpose: for the action of nursing is not a decline in tissue perfusion.
Plan:
1. Assess the change of consciousness.
2. Inspection of the pale, cyanosis, cold skin and decreased peripheral pulse quality.
3. Kaji Homans sign (pain in calf on dorsoflextion), erythema, edema.
4. Assess respiration (rhythm, and effort into breathing).
5. Assess the function of the gastrointestinal (bowel sounds, abdominal distension, constipasi).
6. Monitor intake and output.
7. Collaboration in: Examination ABG, BUN, serum ceratinin and electrolytes.

e. The risk of excess fluid imbalances associated with decreased organ perfusion (renal), increased sodium retention, decreased plasma protein.
Goal: avoid excess fluid in the body the client during the treatment.
Plan:
1. Auscultation of breath flare (examine the crackless).
2. Jugular vein distension Kaji, increased occurrence of edema.
3. Measure intake and output (fluid balance).
4. Assess body weight every day.
5. Najurkan the patient to consume a maximum of 2000 total liquids cc/24 hours.
6. Serve a meal with a low-salt diet.
7. Collaboration in the provision deuritika.

REFERENCES

Barbara C long. (1996). Medical Surgical Nursing. Pajajaran Bandung.

Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.

Carpenito J.L. (1998.). Handbook of Nursing Diagnosis. Edition 8 EGC. Jakarta.

Doengoes, Marylin E. (2000). Nursing Care Plans and Documentation. Issue 3 EGC. Jakarta.

Hudack & Galo. (1996). Critical Care. Holistic Approach. VI edition, volume I EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (1982). Capita Selekta Medicine. Media Aesculapius University of Indonesia. Jakarta.

Kaplan, Norman M. (1991). Prevention of Coronary Heart Disease. EGC Jakarta.

Lewis T. (1993). Disease of the Heart. Macmillan. New York.

Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger. Philadelpia.

Morris D. C. et.al, The Recognation and Treatment of Myocardial Infarction and It'sComplication.

Health Manpower Education Center. (1993). Nursing Process System In Patients With Impaired Krdiovaskuler. Department of Health. Jakarta.

Tabrani. (1998). Emergency Agenda. Pembina Science. Bandung.

(1994). Guidelines for Diagnosis and Treatment of Heart Disease Studies. Airlangga University Faculty of Medicine & dr Soetomo

Tuesday, 18 December 2012

PERSPEKTIF KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


Perspektif Keperawatan Gawat Darurat

t
Bottom of Form
Top of Form
Perspektif Keperawatan Gawat Darurat - Presentation Transcript
  1. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat
  2. Pengertian KGD
    • Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.
  3. Proses KGD
    • Pengkajian
    • Perencanaan
    • Pelaksanaan
    • Evaluasi
    • Dokumentasi
  4. PPGD Pertolongan Penderita Gawat Darurat Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian maupun kecatatan. Berasal dari istilah : Critical ill Patient Emergency Patient
  5. MATI
    • Mati Klinis :
    • Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt
    • Terjadi gangguan fungsi
    • Sifat Reversible
    • Mati Biologis :
    • Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt
    • Terjadi kerusakan sel
    • Sifat Ireversible
  6. Kategori
    • Immediately Life Threatening Case :
    • 1. Obstruksi Total jalan Napas
    • 2. Asphixia
    • 3. Keracunan CO
    • 4. Tension Pneumothorax
    • 5. Henti jantung
    • 6. Tamponade Jantung
  7. Potentially Life Threatening Case
    • 1. Ruptura Tracheobronkial
    • 2. Kontusio Jantung / Paru
    • 3. Perdarahan Masif
    • 4. Koma
  8. Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya ancaman kecatatan
    • 1. Fraktur tulang disertai cedera pada
    • persyarafan
    • 2. Crush Injury
    • 3. Sindroma Kompartemen
  9. Filosofi Dasar PPGD
    • Universal
    • Penanganan oleh siapa saja
    • Penyelesaian berdasarkan masalah
  10. TRIAGE
    • Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk memperoleh prioritas tindakan.
    • Gawat darurat – merah
    • Gawat tidak darurat – putih
    • Tidak gawat, darurat – kuning
    • Tidak gawat, tidak darurat – hijau,
    • Meninggal - hitam
  11. Prinsip
    • Penanganan cepat dan tepat
    • Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang menemukan pasien tersebut
    • ( awam, perawat, dokter)
    • Meliputi tindakan :
      • A. Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat.
      • B. Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan : BLS, ALS
  12. Lingkup PPGD
    • Melakukan Primary Survey , tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian dilanjutkan dengan Secondary Survey
    • Menggunakan tahapan ABCDE
    • Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung
13.   
    • A : Airway management
    • B : Breathing management
    • C : Circulation management
    • D : Drug
    • Defibrilator
    • Disability
    • DD/
    • E : EKG
    • Exposure
  1. Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan harus dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal:
    • Pasien Koma
    • Pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan leher
  2. Peran & Fungsi Perawat Gadar
    • PELAYANAN GA W AT DARURAT YANG LEBIH BAIK / PRIMA, SANGAT DIBUTUHKAN KARENA
    • KASUS GAWAT DARURAT MENINGKAT AKIBAT : Modernisasi pengangkutan dan pembangunan, kepadatan penduduk, lingkungan pemukiman, kemajuan IPTEK.
    • KESADARAN DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT SEMAKIN MENINGKAT
  3. SIFAT PASIEN GAWAT DARURAT
    • PERLU PERTOLONGAN SEGERA, CEPAT, TEPAT DAN AMAN
    • MEMPUNYAI MASALAH PATOLOGIS, PSIKOSOSIAL, LINGKUNGAN, KELUARGA
    • TIDAK SABAR MENUNGGU à Informasi
    • UNIK
    • PERAWAT PROFESIONAL
  4. PERAWAT GAWAT DARURAT
    • ORANG TERDEKAT DENGAN PASIEN
    • PALING MENGETAHUI PERKEMBANGAN PASIEN SAAT DIRAWAT à TANDA – TANDA KEGAWATAN
    • MAMPU MENGENAL GEJALA DAN PERTOLONGAN SEBELUM DOKTER DATANG
    • BERTANGGUNG JAWAB ATAS PERKEMBANGAN DAN TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN à PENCATATAN
    • BERFIKIR DAN BERINISIATIF à Melihat gejala pasien syok hipovolemik à Interpretasi data à Syok à ? Produk urine, sirkulasi perifer, kehausan, kesadaran à Atur posisi pasien, berikan oksigen, hangatkan perifer
  5. PENGERTIAN PERAN : TL YG DIHARAPKAN OLEH ORANG LAIN THD SSO DGN KEDUDUKAN DLM SISTEM FUNGSI : PEKERJAAN / SEGALA SESUATU YANG HARUS DILAKUKAN SESUAI PERAN GAWAT DARURAT MEDIK : PERISTIWA YANG MENIMPA SSO DG TIBA2 DAPAT MEMBAHAYAKAN JIWA, MEMERLUKAN TINDAKAN MEDIK SEGERA DAN TEPAT
  6. IRD : SUATU TEMPAT / UNIT DI RS YG MEMILIKI TIM KERJA DENGAN KEMAMPUAN KHUSUS & PERALATAN, YG MEMBERIKAN YAN PS GAWAT DARURAT, MERUPAKAN RANGKAIAN DARI UPAYA PENANGGULANGAN PASIEN GD YANG TERORGANISIR
  7. PERAN PERAWAT
    • SS LOKAKARYA NASIONAL KEPERAWATAN TH 1993 :
    • SEBAGAI TENAGA PELAKSANA PELAYANAN KEPERAWATAN
    • SEBAGAI PENGELOLA DALAM BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DAN INSTITUSI PENDIDIKAN KEPERAWATAN
    • SEBAGAI PENDIDIK DALAM ILMU KEPERAWATAN
    • SEBAGAI PENELITI
21.   
    • PERAN PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA DAPAT DIJABARKAN SBB :
    • PEMBERI ASUHAN KEPERAWATAN (CARE GIVER)
    • PELINDUNG PASIEN (ADVOCATE)
    • SEBAGAI PENASEHAT (COUNSELLOR)
    • SEBAGAI PENDIDIK
    • SEBAGAI KOORDINATOR
    • SEBAGAI KOLABORATOR
    • SEBAGAI KONSULTAN
22.   
    • FUNGSI INDEPENDEN Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)
    • FUNGSI DEPENDEN Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain
    • FUNGSI KOLABORATIF Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota Tim Kes.)
23.   
    • FUNGSI INDEPENDEN DI UGD DIJABARKAN
    • Sebagai TUAN RUMAH YG BAIK BAGI PASIEN / ANGGOTA TIM KES. LAIN
    • Melaksanakan PENGKAJIAN, Membuat DIAGNOSA, Merencanakan YAN KEP, Melaksanakan TINDAKAN ASKEP, Mengevaluasi YANKEP, Mendokumentasikan PROSES KEP.
    • Melaksanakan KEBIJAKAN DAN PROSEDUR YG BERLAKU DI RS / UGD
24.   
    • 4. SEBAGAI KOMUNIKATOR
    • 5. MERAWAT & MENJAGA KEUTUHAN ALAT AGAR SIAP PAKAI
    • SEBAGAI OPERATOR UNTUK ALAT KEDOKTERAN : EKG, DEFIBRILATOR, RESPIRATOR, NEBULIZER, MONITOR JANTUNG, AIR VIVA DLL.
    • SEBAGAI PEMBERI ASKEP PASIEN GAWAT DARURAT SELAMA 24 JAM TERUS MENERUS Berkesinambungan, TURUT SERTA DALAM KLB.
25.   
    • KEMAMPUAN MINIMAL PETUGAS UGD Pedoman DepKes 1990
    • Membuka & Membebaskan JALAN NAFAS (Airway)
    • Memberikan VENTILASI PULMONER & OKSIGENISASI (Breathing)
    • Memberikan SIRKULASI ARTIFICIAL dengan jalan MASSAGE JANTUNG LUAR (Circulation)
    • Menghentikan PERDARAHAN, BALUT BIDAI, TRANSPORTASI, Pengenalan & Penggunaan OBAT RESUSITASI, Membuat & Membaca REKAMAN EKG.
26.   
    • Pasien TGDG “false emergency” ( label hijau ) korban memerlukan tindakan medis tdk segera
    • Pasien DTG ( label kuning ) korban tidak gawat memerlukan pertolongan medik untuk mencegah lebih gawat atau mencegah cacat.
    • Pasien GD ( label merah ) korban dlm keadaan mengancam nyawa bila tdk segera ditolong.
    • Pasien GTD ( label putih ) pasien parah pertolongan tidak mempunyai arti bagi penyelamatan jiwanya.
    • Pasien yg meninggal/Death on Arrival ( label hitam )
    • KEMAMPUAN TENAGA PERAWAT UGD SS PEDOMAN KERJA PERAWAT, DepKes 1999 :
    • MAMPU MENGENAL KLASIFIKASI PASIEN :
27.   
    • MAMPU MENGATASI PASIEN : Syok, Gawat Nafas, Gagal Jantung Paru Otak, Kejang, Koma, Perdarahan, Kolik, Status Asthmatikus, Nyeri hebat daerah pinggul & Kasus Ortopedi.
    • Mampu Melaksanakan PENCATATAN & PELAPORAN YAN ASKEP .
    • MAMPU BERKOMUNIKASI : Intern, Ekstern
28.   
    • PERAWAT KEPALA RUANG RAWAT DARURAT
    • A. PENGERTIAN :
    • Seorang tenaga profesional yang bertanggung jawab dan berwenang dlm mengelola pelayanan keperawatan di ruang rawat darurat
URAIAN TUGAS
  1. B. PERSYARATAN : 1. Sehat jasmani dan rohani 2. Pendidikan D3 keperawatan atau lulusan SPK ditambah pengalaman kerja minimal 5 tahun 3. Memiliki sertifikat manajemen keperawatan 4. Memiliki sertifikat pelatihan rawat darurat 5. Mempunyai pengalaman kerja di r. rawat darurat 6. Memiliki kemampuan memimpin 7. Mau & mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan IPTEK C. TANGGUNG JAWAB : Secara operasional bertanggung jawa kpd Ka. Instalasi
  2. D. TUGAS - TUGAS : 1. Melaksanakan Fungsi Perencanaan (P1) a. Menentukan macam, mutu dan jumlah alat yang dibutuhkan dlm pelayanan gawat darurat b. Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di ruang rawat darurat c. Membagi tugas harian dgn memperhatikan jumlah & tingkat kemampuan tenaga keperawatan d. Menyusun & mengusulkan program pengembangan staf dan pendidikan e. Berperan aktif menyusun prosedur / tata kerja di ruang rawat darurat f. Membuat dan menyusun program orientasi bagi pegawai baru dan pasien g. Mentaati peraturan & kebijakan yg telah ditetapkan Rumah Sakit
  3. 2. Melaksanakan Fungsi Penggerakan & pelaksanaan (P2) a. Memantau seluruh staf dalam penerapan & pelaksanaan peraturan / etika yang berlaku di ruang rawat darurat b. Mengatur pelayanan keperawatan dgn kebutuhan tim dan kemampuan tenaga c. Membuat jadwal kegiatan (time schedule) d. Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan e. Mengatur pemanfaatan sumber daya secara tepat guna dan hasil guna f. Mengisi dan menyimpan “anecdotal record” serta menandatangani daftar prestasi untuk berbagai kepentingan pegawai
  4. 3. Melaksanakan Fungsi Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) a. Mengawasi pelaksanaan tugas masing- masing pegawai b. Mengawasi, mempertahankan dan mengatur alat2 agar selalu siap pakai dan tepat guna c. Mengawasi pelaksanaan inventaris secara periodik d. Menganalisa masalah dan melakukan tindak lanjut e. Mengawasi kinerja perawat
  5. II. PERAWAT PEMBIMBING A. PENGERTIAN : Seorang tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dan berwenang dalam memberikan bimbingan kepada tenaga keperawatan serta peserta didik keperawatan di ruang rawat darurat B. PERSYARATAN : 1. Sehat jasmani dan rohani 2. Pendidikan D3 Keperawatan ditambah pengalaman kerja minimal 5 tahun 3. Memiliki sertifikat sebagai pembimbing 4. Memiliki sertifikat pelatihan rawat darurat 5. Mempunyai pengalaman kerja diruang rawat darurat minimal 5 tahun 6. Memiliki kemampuan mendidik & membimbing
  6. C. TANGGUNG JAWAB : Secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Ruang Rawat D. TUGAS - TUGAS : 1. Melaksanakan bimbingan & pengawasan tenaga keperawatan dan peserta didik sesuai dengan perkembangan IPTEK keperawatan 2. Berperan serta dlm kegiatan penelitian bidang kesehatan / keperawatan 3. Bersama kepala ruang rawat darurat menyusun program pendidikan mengenai AsKep di IRD 4. Menciptakan kerja sama serta koordinasi yang harmonis antara sesama perawat & tim kes. lain 5. Melakukan evaluasi hasil bimbingan 6. Mengikuti pertemuan ilmiah baik dibidang kesehatan maupun keperawatan 7. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit
  7. III. KETUA GRUP A. PENGERTIAN : Seorang tenaga keperawatan profesional yang bertanggung jawab & berwenang untuk mengetuai sekelompok tenaga keperawatan dlm memberikan Askep kepada sekelompok pasien keperawatan di ruang rawat darurat B. PERSYARATAN : 1. Sehat jasmani dan rohani 2. Pendidikan D3 Keperawatan atau SPK ditambah pengalaman kerja minimal 5 tahun 3. Memiliki sertifikat pelatihan rawat darurat 4. Mempunyai pengalaman kerja sebagai pelaksana di ruang rawat darurat minimal 5 tahun 5. Mempunyai kemampuan & mampu mengembang- kan diri sesuai dgn perkembangan IPTEK
  8. C. TANGGUNG JAWAB : Secara operasional bertanggung jawab kpd Ka Ruangan D. TUGAS - TUGAS : 1. Bersama kepala ruangan melakukan serah terima tugas pada setiap pergantian dinas 2. Mengkoordinir kegiatan pelayanan keperawatan di kelompoknya 3. Melaksanakan asuhan keperawatan 4. Menganalisa masalah & melakukan tindak lanjut 5. Membuat laporan 6. Mengawasi kinerja perawat anggota kelompoknya 7. Menjaga & memelihara lingkungan kerja agar tetap bersih dan rapih 8. Menciptakan kerjasama serta koordinasi yg harmonis antara sesama perawat dan tim kesehatan lain 9. Mentaati peraturan & kebijakan yg telah ditetapkan rumah sakit
37.   
    • IV. PERAWAT PELAKSANA
    • A. PENGERTIAN :
    • Seorang tenaga keperawatan yg bertanggung jawab dan diberi wewenang, memberikan pelayanan keperawatan di instalasi rawat darurat
    • B. TANGGUNG JAWAB :
    • Secara operasional bertanggung jawab kepada
    • Ketua Grup / Kepala Ruang Rawat
    • C. TUGAS -TUGAS :
      • Melaksanakan serah terima setiap pergantian
      • dinas yang mencakup pasien dan peralatan
      • Melakukan Askep pasien; mengkaji keadaan
      • pasien, membuat rencana keperawatan,
      • melakukan tindakan keperawatan, melakukan
      • evaluasi & melakukan pencatatan / dokumentasi
  1. 3. Menyiapkan, memelihara dan menyimpan peralatan agar selalu siap pakai 4. Melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh kepala ruangan 5. Memelihara lingk. IRD untuk kelancaran pelayanan 6. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang IRD & lingkungannya, peraturan / tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan penggunaannya 7. Menciptakan hubungan kerjasama yg baik dgn pasien & keluarganya maupun dgn anggota tim kesehatan 8. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dapat ditanggulangi
39.   
    • Mengikuti pertemuan berkala yg diadakan oleh dokter penanggung jawab IRD atau perawat kepala ruang rawat darurat
    • Menyiapkan pasien yang akan keluar meliputi :
    • 1. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi
    • seperti : Surat izin pulang, surat keterangan sakit,
    • petunjuk diit, resep obat utk dirumah jika diperlukan,
    • surat rujukan atau pemeriksaan ulang dan surat
    • keterangan lunas membayar.
    • 2. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien &
    • keluarga sesuai dengan keadaan & kebutuhan pasien,
    • misalnya mengenai : Diit, pentingnya pemeriksaan
    • ulang di RS, PKM, Institusi pelayanan kes. lainnya
    • 11. Mentaati peraturan & kebijakan yg telah ditetapkan RS
  1. Aspek Hukum Dalam KGD
    • Tujuan :
      • Meningkatkan kualitas penanganan pasien
    • Konsensus universal :
      • Pertimbangan aspek legal dan etika
      • tidak dapat dipisahkan dari pelayanan medik
      • yang baik.
    • Tuntutan hukum :
      • Kegagalan komunikasi
      • Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi
41.   
    • Definisi hukum :
      • “ enforced rules devised by the State to govern the behaviour of its members for the mutual benefits of all ”.
    • Resiko : Sanksi bagi pelanggar
    • Legislasi medik :
      • Hukum yang berlaku umum eq pidana,perdata (Negara)
      • Hukum-hukum khusus (Negara)
      • Administrative codes (Negara, atasan)
      • Kode etik (Ikatan profesi)
      • Standar profesi (Ikatan profesi)
      • Standard Operating Procedure (komite medik, atasan)
  1. Hak pasien adalah Kewajiban Tenaga Medis
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di RS
 2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan jujur
 3 Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi dokter / kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi
4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan HAK PASIEN :
5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawata sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak orang lain
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tersebut ( second opinion ) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
8. Pasien berhak atas “ PRIVACY “ & kerahasiaan penyakit yang dideritanya termasuk data - data yang merawat
9. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi : ~ Penyakit yang dideritanya ~ Tindakan medik apa yg hendak dilakukan ~ Alternatif terapi lainya ~ Prognosanya ~ Perkiraan biaya pengobatan
10. Pasien berhak menyetujui / memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
11. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya
 12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
 13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
14. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam RS
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan, atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya
16. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit
 2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala intruksi dokter dan perawat dalam pengobatan KEWAJIBAN PASIEN :
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter yang merawat
 4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan RS / dokter
 5. Pasien & atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah disepakati / perjanjian yg telah dibuatnya.
  1. Keadaan Gawat Darurat ?
    • Pelayanan medik SEGERA
    • Pelayanan ekstensif
    • Pemeriksaan diagnostik
    • Observasi
    • Rawat inap
    • (The American Hospital Association)
Cepat, Tepat, Bermutu, Terjangkau Peraturan
  1. Aspek Legal Penanganan Penderita Gawat Darurat Gawat Darurat
    • Kewajiban
    • KODEKI
    • KUHP
    • KUHAP
    • KUHPerdata
    • UU Kesehatan
    • Permenkes
    • Hak
    • Surat edaran
    • Dir.Jen.Yan.Med.
    • 02.04.3.5.2504
    • Sanksi
    • Pidana,perdata,adm
  2. ? Perawat
    • Etika keperawatan
    • PP 32/1996 2:2
    • Tenaga keperawatan : perawat & bidan
    • Munas VI PPNI No. 09/Munas/PPNI/2000
    • Kode Etik Keperawatan Indonesia:
    • - hubungan perawat dan klien
    • - hubungan perawat dan masyarakat
    • Lafal sumpah/janji perawat :
    • - sarjana keperawatan,
    • - Ahli madya keperawatan,
    • - bidan
    • Kode Etik Bidan ??
    • Perawat lain ??
  3. Isu Etika dan Hukum dalam Kegawatdaruratan Medik
    • Diagnosis keadaan gawat darurat
    • Standar Operating Procedure
    • Kualifikasi tenaga medis
    • Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak)
    • Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien
    • Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit, menyelamatkan)
    • Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum)
  4. Isu Etika dan Hukum dalam Kegawatdaruratan Medik (lanjutan)
    • Prinsip keadilan dan fairness
    • Kelalaian
    • Malpraktek :
      • salah diagnosis
      • tulisan yang buruk
      • Kesalahan terapi : salah obat, salah dosis
    • Diagnosis kematian
    • Surat Keterangan Kematian
    • Penyidikan medikolegal :
      • Forensik klinik : kejahatan susila, child abuse, aborsi,
      • Kerahasiaan
  5. Pencegahan
    • Standar Operating Procedure
    • Pencatatan :
      • Mencatat segala tindakan
      • Mencatat segala instruksi
      • Mencatat serah terima
  6. Terima Kasih